Senin, 10 Desember 2012

Lembaga Pendidikan Dalam Islam


Sebagaimana diketahui bahwa orientasi pendidikan Islam berusaha mengubah keadaan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat.  Sehingga dengan pendidikan orang mengerti akan dirinya plus segala potensi kemanusiaanya, lingkungan masyarakat, alam sekitar dan yang lebih dari semua itu adalah dengan adanya pendidikan manusia dapat menyadari sekaligus menghayati keberadaannya di hadapan khaliknya.
A.    Pengertian Lembaga Pendidikan Islam
Lembaga menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah bakal dari sesuatu, asal mula yang akan menjadi sesuatu, bakal, bentuk, wujud, rupa, acuan, ikatan, badan atau organisasi yang mempunyai tujuan jelas terutama dalam bidang keilmuan. Dengan demikian, maka yang dimaksud dengan lembaga pendidikan adalah badan atau organisasi yang melakukan kegiatan pendidikan.
Dalam bahasa arab kata lembaga biasanya merupakan terjemahan dari kata muassasah yang berarti foundation (dasar bangunan), establishment (mendirikan bangunan), firm (lembaga), institution (lembaga), dan organization (organisasi).
Dalam perkembangan selanjutnya, kata lembaga tidak selamanya mengacu kepada pengertian sebuah bangunan atau organisasi yang bersifat formal, melainkan segala bentuk kegiatan yang di dalamnya yang mengandung nilai-nilai atau aturan dapat disebut lembaga.
B.     Macam-macam Lembaga Pendidikan Islam
1.      Rumah (al-bait)
Adapun rumah yag pertama sekali digunakan sebagai tempat belajar yaitu Rumah Al-Arqam (Dar al-Arkam). Di tempat itulah untuk pertama kali kaum muslim beserta Rasulullah SAW berkumpul untuk belajar hukum-hukum dari dasar-dasar agama islam. Sebenarnya rumah merupakan lembaga pendidikan pertama atau madrasah yag pertama dalam islam.
2.      Masjid dan Suffah
Dalam bahasa indonesia, masjid diartikan rumah tempat bersembahyang bagi orang islam. Dalam perkembangan masjid berperan sebagai lembaga pendidikan islam, dan masjid dapat dikatakan sebagai madrasah yang berukuran besar yang pada masa permulaan sejarah islam dan masa-masa selanjutnya merupakan tempat menghimpun kekuatan umat islam baik dari segi fisik maupun mentalnya.
3.      Al-kuttab, surau, dan TPA
Menurut sejarahnya surau termasuk lembaga pendidikan dasar yang tertua di Sumatera Barat. Di surau ini anak-anak diajarkan tentang membaca Al-Quran, praktik ibadah shalat, dasar-dasar agama, akidah, dan akhlak.
4.      Madrasah
Madrasah ialah Isim Masdar dari kata darasa yang berarti sekolah atau tempat untuk belajar. Madrasah sebagai lembaga pendidikan merupakn fenomena yang merata di seluruh negara, baik pada negara-negara islam, maupun negara lainnya yang di dalamnya terdapat komunitas masyarakat islam.
5.      Al-Zawiyah
Kata Zawiyah secara harfiah berasal dari kata inzawa, yanzawi, yang berrati mengambil tempat tertentu dari sudut masjid yang digunakan untuk i’tikaf (diam) dan beribadah. Zawiyah merupakan tempat berlangsungnya pengajian-pengajian yang mempelajari dan membahas dalil-dalil naqliyah dan aqliyah yang berkaita dengan aspek agama serta digunakan para kaum sufi sebagai tempat untuk halaqah berzikir dan tafakur untuk mengingat dan merenungkan keagungan Allah SWT.
6.      Al-Ribath
Secara harfiah, Al-Ribath artinya ikatan. Al Ribath adalah ikatan yang mudah dibuka, seperti ikatan rambu seorang wanita
7.      Al-marisan
Al-Maristanaa dikenal sebagai lembaga ilmiah yang paling penting dan sebagai tempat penyembuhan dan pengobatan pada zaman keemasan islam. Di lembaga ini, para dokter mengajarkan ilmu kedokteran dan mereka mengadakan studi dan penelitian secara menyeluruh.
8.      Al-qushur (istana)
Istana tempat kediaman Khalifah, raja, sultan, da keluarganya, berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan pemerintahan, juga digunakan sebagai tempat bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan bagi para putra Khalifah, raja, dan sultan. Mata pelajaran yang diberikan kepada para putra raja tersebut antara lain berkenaan dengan ilmu pengetahuan, peradaban, bahasa, sastra, keterampilan berpidato, sejarah kehidupan orang-orang para pahlawan dan orang-orang yang sukses, serta keterampilan dalam memanah, mengendarai kuda, dan berenang. Guru yang mengajar di istana di sebut Muaddib, yang menggambarkan seorang yang cakap dan berkepribadian utama.
9.      Hawanit al-waraqin (Toko buku)
Seiring dengan berkembangnya industri pabrik kertas serta perkembangan ilmu pengetahuan baik agama maupun umum, pada zaman klasik islam, maka kebutuhan untuk mendokumentasikan ilmu-ilmu tersebut juga berkembang pesat.  Tentang peranan toko buku sebagai tempat kegiatan belajar mengajar sudah ada sejak zaman kalsik islam.
10.  Al-Shalunat Al-Adabiyah (Sanggar Sastra)
Secara harfiah al-shaalunat al-adabiyah dapat diartikan sebagi tempat untuk melakuka kegiatan pertunjukan pembacaan dan pengkajian sastra, atau sebagai sanggar atau teater budaya, seperti Taman Ismail Marzuki di Jakarta. Sanggar sastra ini mulai tumbuh pada zaman pemerintahan bani umayyah, kemudian semakin berkembang dan diperkaya pada zama bani abbas. Sanggar sastra merupakan
11.  Al-Badiyah
Al-Badiyah secara harfiah dapat diatikan sebagai tempat mengajarkan bahasa Arab asli, yakni bahasa Arab yang belum tercampur oleh pengaruh berbagai dialek bahasa asing.di tempat ini berbagai warisan budaya Arab pada zaman jahiliah, seperti puisi, syair, dan khotbah diajarkan. Di zaman jahiliah seseorang baru dianggap sebagai yang berbudaya, jika dia sebagai seseorang penyair yang mahir, seorang ahli puisi yang bijak, dan seorang penceramah yang mendalam.
12.  Al-Maktabat (Perpustakaan)
Sejarah mencatat, bahwa perhatian kaum muslimin di zaman klasik terhadap pendidikan, bukan hanya dengan membangun gedung-gedung sekolah, melainkan juga disertai dengan membangun perpustakaan. Menurut al-Maqrizi, bahwa madrasah al-Fadhiliyah telah didampingi oleh sebuah gudang buku atau perpustakaan dengan 100.000 buah buku.

C.     Sifat dan karakter lembaga pendidikan islam
Beberapa sifat dan karakter lembaga pendidikan islam sebagai berikut :
·         Pertama, lembaga pendidikan bersifat holistik, terdiri darilembaga pendidikan informal, nonformal, dan formal.
·         Kedua, lembaga pendidikan islam bersifat dinamis dan inovatif.
·         Ketiga, lembaga pendidikan islam bersifat responsif dan fleksibel yakni senantiasa menyesuaikan diri atau menjawab berbagai kebutuhan masyarakat.
·         Keempat, lembaga pendidikan islam bersifat terbuka, yakni dapat diakses atau digunakan untuk seluruh lapisan masyarakat denga berbagai latar belakang keahlian, status sosial, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.
·         Kelima, lembaga pendidikan islam berbasis pada masyarakat. Hal ini selain karena lembaga pendidikan islam tersebut dapat digunakan oleh seluruh masyarakat, juga karena dibangun dan diadakan oleh seluruh masyarakat.
·         Keenam, lembaga pendidikan islam bersifat religius.

                                                Rini Nuralfiah/7.G







Tidak ada komentar:

Posting Komentar