Rabu, 02 Januari 2013


Perkembangan Pendidikan Muhammadiyah
Cita-cita pendidikan yang digagas Kyai Dahlan adalah lahirnya manusia-manusia baru yang mampu tampil sebagai “intelek-ulama”, yaitu seorang muslim yang memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat jasmani dan rohani. Dalam rangka mengintegrasikan kedua sistem pendidikan tersebut, Kyai Dahlan melakukan dua tindakan sekaligus, memberi pelajaran agama di sekolah-sekolah Belanda yang sekuler, dan mendirikan sekolah-sekolah sendiri di mana agama dan pengetahuan umum bersama-sama diajarkan. Kedua tindakan itu sekarang sudah menjadi fenomena umum; yang pertama sudah diakomodir negara dan yang kedua sudah banyak dilakukan oleh yayasan pendidikan Islam lain. Namun, ide Kyai Dahlan tentang model pendidikan integralistik yang mampu melahirkan muslim ulama-intelek masih terus dalam proses pencarian. Sistem pendidikan integralistik inilah sebenarnya warisan yang musti kita eksplorasi terus sesuai dengan konteks ruang dan waktu, masalah teknik pendidikan bisa berubah sesau dengan perkembangan ilmu pendidikan atau psikologi perkembangan.
Dalam rangka menjamin kelangsungan sekolahan yang ia dirikan maka atas saran murid-muridnya Kyai Dahlan akhirnya mendirikan persyarikatan Muhammadiyah tahun 1912. Metode pembelajaran yang dikembangkan Kyai Dahlan bercorak kontekstual melalui proses penyadaran. Inovasi pendidikan dianggap sebagai bid’ah. Menangkap api tajdid, bukan arangnya. Dalam konteks pencarian pendidikan integralistik yang mampu memproduksi ulama-intelek-profesional, gagasan Abdul Mukti Ali menarik disimak. Menurutnya, sistem pendidikan dan pengajaran agama Islam di Indonesia ini yang paling baik adalah sistem pendidikan yang mengikuti sistem pondok pesantren karena di dalamnya diresapi dengan suasana keagamaan, sedangkan sistem pengajaran mengikuti sistem madrasah/sekolah, jelasnya madrasah/sekolah dalam pondok pesantren adalah bentuk sistem pengajaran dan pendidikan agama Islam yang terbaik.  Dalam semangat yang sama, belakangan ini sekolah-sekolah Islam tengah berpacu menuju peningkatan mutu pendidikan. Salah satu model pendidikan terbaru adalah full day school, sekolah sampai sore hari, tidak terkecuali di lingkungan Muhammadiyah.
Lembaga pendidikan Muhammadiyah mulai Taman Kanak-kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) berpacu dan berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas pendidikan untuk menuju pada kualifikasi sekolah unggul. Sekarang ini hampir di semua daerah kabupaten atau kota terdapat sekolah unggul Muhammadiyah, terutama untuk tingkat TK dan Sekolah Dasar. Sekolah yang dianggap unggul oleh masyarakat sehingga mereka menyekolahkan anak-anak di situ pada umumnya ada dua tipe; sekolah model konvensional tetapi memiliki mutu akademik yang tinggi, atau sekolah model baru dengan menawarkan metode pembelajaran mutakhir yang lebih interaktif sehingga memiliki daya panggil luas.
Apabila Muhammadiyah benar-benar  mau membangun sekolah/universitas unggul maka harus ada keberanian untuk merumuskan bagaimana landasan filosofis pendidikannya sehingga dapat meletakkan secara tegas bagaimana posisi lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah dihadapan pendidikan nasional, dan kedudukannya yang strategis sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fungsinya sebagai wahana dakwah Islamiyah.
A.    Manajemen Pendidikan Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi yang tumbuh dan berkembang dari inisiatif masyarakat secara perorangan yang kemudian menjadi inisiatif kelompok. Karena kesepahaman dengan visi dan misi serta tujuan persyarikatan itu maka kelompok-kelompok masyarakat tersebut dapat mendirikan sebuah ranting Muhammadiyah dengan pengesahan pimpinan di atasnya. Pendirian ranting Muhammadiyah tersebut biasanya disertai dengan amal usaha sebagai bentuk nyata aktivitasnya, tidak sedikit amal usaha itu merupakan sebuah sekolah.Dalam persyarikatan Muhammadiyah, lembaga pendidikan dapat didirikan oleh Pimpinan Ranting, Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah, Pimpinan Wilayah atau Pimpinan Pusat. Manajemen yang diterapkan oleh Muhammadiyah sangat unik, Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam mengelola lembaga pendidikan yang ada di Muhammadiyah melakukan pengawasan dan pembinaan secara umum. Untuk melaksanakan tugas pengawasan dan pembinaan tersebut Muhammadiyah membentuk Majlis pendidikan dasar dan menengah untuk pengawasan dan pembinaan tingkat SD/MI,SMP/Tsanawiyah, SMA/SMK/Aliyah. Sedangkan untuk pengawasan dan pembinaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah menyerahkan kewenangannya kepadaMajlis Pendidikan Tinggi. Dalam hal-hal yang bersifat teknis, Muhammadiyah menyerahkan sepenuhnya kepada tingkat pimpinan yang mendirikan lembaga pendidikan tersebut.
Dengan kebijakan seperti ini maka manajemen pendidikan di Muhammadiyah menjadi sangat unik, terjadi keanekaragaman kebijakan pada setiap pimpinan yang menguasai lembaga pendidikan tersebut, seperti terjadinya keanekaragaman dalam rekrutmen guru, dosen, karyawan. Keanekaragaman dalam penggajian dan lain sebagainya. Gaji (honor) karyawan, guru dan dosen pada satu sekolah atau perguruan tinggi Muhammadiyah berbeda dengan gaji karyawan, guru dan dosen pada sekolah atau perguruan tinggi Muhammadiyah yang lain, hal ini merupakan suatu hal yang biasa dalam lembaga pendidikan Muhammadiyah. Sehingga dalam kenyataan saat ini, ada lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah yang sangat maju tetapi di tempat lain ada lembaga pendidikan Muhammadiyah yang sangat terpuruk.

RENI PURWANTI
VII G

Minggu, 23 Desember 2012

Pendidikan Pada Masa Daulah Bani Umayyah dan Abbasiyah



A.    Pendidikan Pada Masa Daulah Bani Umayyah
Sejarah pendidikan Islam pada hakekatnya sangat berkaitan erat dengan sejarah Islam. Periodesasi pendidikan Islam selalu berada dalam periode sejarah Islam itu sendiri. Sejak lahirnya agama islam, lahirlah pendidikan dan pengajaran islam, pendidikan dan pengajaran islam itu terus tumbuh dan berkembang pada masa khulafaurasyidin dan masa bani Umayyah.

Minggu, 16 Desember 2012

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH DAN KHULAFAURRASYIDIN




A. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah
1. Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah (Periode Makkah)
            Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira di Makkah pada tahun 610 M.dalam wahyu itu termaktub ayat al-qur’an yang artinya: “Bacalah (ya Muhammad) dengan nama tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam). Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH DAN KHULAFAUR RASYIDIN
A.      Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah
Pendidikan islam pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode:
1. Periode Makkah
2. Periode Madinah
1.      Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah
          Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira di Makkah pada tahun 610 M. banyak orang-orang yang memeluk islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil Arqam untuk tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. Di tempat itulah pendidikan islam pertama dalam sejarah pendidian islam. Disanalah Nabi mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) alqur’an kepada para pengikutnya serta Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama islam. Bahkan disanalah Nabi beribadah (sholat) bersama sahabat-sahabatnya.

Kamis, 13 Desember 2012

PENDIDIKAN PADA MASA RASULULLAH SAW, KHULAFAURRASYIDIN SAMPAI PADA MASA PEMBAHARUAN



A.    PENDIDIKAN PADA MASA RASULULLAH SAW
Pendidikan islam pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode:
1.      Periode Makkah
Rasulullah (saw) telah menyampaikan ilmu secara sulit kepada ahli keluarga terdekat seperti isterinya Khadijah, sepupunya Ali bin Abi Talib dan beberapa orang yang rapat dengan baginda. Kaedah yang digunakan ketika penyampaian ilmu adalah secara lemah lembut supaya orang ramai tertarik untuk belajar.

Senin, 10 Desember 2012

Lembaga Pendidikan Dalam Islam


Sebagaimana diketahui bahwa orientasi pendidikan Islam berusaha mengubah keadaan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat.  Sehingga dengan pendidikan orang mengerti akan dirinya plus segala potensi kemanusiaanya, lingkungan masyarakat, alam sekitar dan yang lebih dari semua itu adalah dengan adanya pendidikan manusia dapat menyadari sekaligus menghayati keberadaannya di hadapan khaliknya.

Minggu, 09 Desember 2012

MASJID (LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM) (SUATU KAJIAN MENURUT PENDIDIKAN ISLAM)


Lembaga pendidikan adalah tempat dimana pembelajaran dilaksanakan, khususnya masjid yang akan menjadi pembahasan ini. Para ulama telah sepakat bahwa terdapat tiga lingkungan pendidikan yang utama, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Sesungguhnya ketiganya adalah trilogi lingkungan, satu kesatuan lingkungan yang tak dapat dipisahkan, saling melengkapi, dan merupakan suatu sistem. Dalam kontek seperti ini maka pendidikan proses pendidikan Islam dari seorang Muslim tidak hanya ditentukan oleh keberhasilannya pada salah satu dari ketiga lingkungan tersebut (Abdullah Idi, 2006: 77-78).