Di Timur maupun
Barat, pada hakekatnya mengakui akan adanya hubungan yang spesial antara Islam
dan ilmu pengetahuan. Walaupun latar belakang dari kedua kelompok ini memiliki
pokok persoalan berbeda, yakni yang satu dilandaskan kepada kepercayaan, sedang
yang lain kepada rasio dan akal sehat, namun hubungan antara Islam dan ilmu
pengetahuan tidaklah antagonistik tapi justru saling menguatkan. Sejak dari
semula, yaitu ketika wahyu pertama diturunkan dengan kata-kata yang tidak lain
dari: Baca (Iqra’), sampai kepada wahyu terakhir, ketika Allah telah
menyempurnakan Islam itu sebagai agama yang terakhir, sikap Islam terhadap ilmu
sangatlah positif dan konsisten sekali. Tidak ada satu ayat pun dari Al-Qur’an
maupun ucapan Nabi sendiri yang memperlihatkan antagonisme antara iman dan
ilmu.
Karakteristik
ilmu pengetahuan menurut keduanya adalah: Versi barat menyatakan ilmu
pengetahuan harus bersyarat, yaitu empiris (terlihat), Rasional, dan Netral.
sedang Islam menyatakan ilmu pengetahuan bersifat empiris, rasional, Metafisis
(Ilmu pengetahuan dari wahyu) diarahkan untuk tujuan yang benar menurut Islam.
Al-Qur’an telah
menempatkan ilmu pengetahuan dalam kedudukan yang demikian tinggi. Betapa
tingginya penghargaan yang diberikan oleh Al-Qur’an kepada ilmu dapat dilihat
dengan memperbandingkan bahwa ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum yang
mengatur segi-segi kehidupan umat hanyalah sepertiga dari pada ayat-ayat yang
berhubungan dengan ilmu. Rasulullah sendiri telah memberikan julukan “Pewaris
para Nabi” kepada mereka yang berilmu. Al-Qur’an bahkan menekankan keunggulan
orang yang berilmu daripada yang tidak berilmu. Seperti dalam firman Allah
dalam surat Az-Zumar ayat 9:
" (apakah
kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di
waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab)
akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama
orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar ayat 9)
Al-Qur'an dan hadits Nabi, menuntun umat Islam untuk menuntut atau mencari
ilmu pengetahuan sebab mencari pengetahuan merupakan kewajiban bagi setiap
muslim. Al-Qur'an telah mendorong kita untuk menggunakan akal dan panca indera
untuk meningkatkan pengetahuan.
Dalam
pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup agama tertentu dan
diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun sebenarnya tidak benar-benar bebas
nilai tapi hanya bebas dari nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. Menurut
Naquib al-Attas, ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu dan
kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan
spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan
manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai
etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah .
Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada akhirnya akan melahirkan
ilmu-ilmu sekular.
Rizki Amalia
Daftar
Pustaka:
- http://www.kinantan.com/2011/09/pandangan-islam-terhadap-ilmu.html#.UH-DD3KfyKE
- http://belajardanberamal-naser.blogspot.com/2011/05/perbandingan-antara-pendidikan-islam.html
- Murad W. Hofmann, Menengok Kembali Islam Kita, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), 71.