Rabu, 17 Oktober 2012

ILMU PENGETAHUAN DAN ISLAM

 
      Di Timur maupun Barat, pada hakekatnya mengakui akan adanya hubungan yang spesial antara Islam dan ilmu pengetahuan. Walaupun latar belakang dari kedua kelompok ini memiliki pokok persoalan berbeda, yakni yang satu dilandaskan kepada kepercayaan, sedang yang lain kepada rasio dan akal sehat, namun hubungan antara Islam dan ilmu pengetahuan tidaklah antagonistik tapi justru saling menguatkan. Sejak dari semula, yaitu ketika wahyu pertama diturunkan dengan kata-kata yang tidak lain dari: Baca (Iqra’), sampai kepada wahyu terakhir, ketika Allah telah menyempurnakan Islam itu sebagai agama yang terakhir, sikap Islam terhadap ilmu sangatlah positif dan konsisten sekali. Tidak ada satu ayat pun dari Al-Qur’an maupun ucapan Nabi sendiri yang memperlihatkan antagonisme antara iman dan ilmu.
       Karakteristik ilmu pengetahuan menurut keduanya adalah: Versi barat menyatakan ilmu pengetahuan harus bersyarat, yaitu empiris (terlihat), Rasional, dan Netral. sedang Islam menyatakan ilmu pengetahuan bersifat empiris, rasional, Metafisis (Ilmu pengetahuan dari wahyu) diarahkan untuk tujuan yang benar menurut Islam.
      Al-Qur’an telah menempatkan ilmu pengetahuan dalam kedudukan yang demikian tinggi. Betapa tingginya penghargaan yang diberikan oleh Al-Qur’an kepada ilmu dapat dilihat dengan memperbandingkan bahwa ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum yang mengatur segi-segi kehidupan umat hanyalah sepertiga dari pada ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu. Rasulullah sendiri telah memberikan julukan “Pewaris para Nabi” kepada mereka yang berilmu. Al-Qur’an bahkan menekankan keunggulan orang yang berilmu daripada yang tidak berilmu. Seperti dalam firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 9: 
     " (apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar ayat 9)

        Al-Qur'an dan hadits Nabi, menuntun umat Islam untuk menuntut atau mencari ilmu pengetahuan sebab mencari pengetahuan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Al-Qur'an telah mendorong kita untuk menggunakan akal dan panca indera untuk meningkatkan pengetahuan.
         Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun sebenarnya tidak benar-benar bebas nilai tapi hanya bebas dari nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. Menurut Naquib al-Attas, ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah . Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular.


 Rizki Amalia

Daftar Pustaka:
  1. http://www.kinantan.com/2011/09/pandangan-islam-terhadap-ilmu.html#.UH-DD3KfyKE 
  2. http://belajardanberamal-naser.blogspot.com/2011/05/perbandingan-antara-pendidikan-islam.html
  3. Murad W. Hofmann, Menengok Kembali Islam Kita, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), 71.